cahaya itu semakin dekat ,aku berjalan dan melanjutkan perjalananku,namun ditengah usahaku untuk sampai pada tujuan itu,tiba-tiba sipemilik rumah itu menepuk bahuku dari belakang,lalu ia berkata "kamu mau pergi kemana?"
aku pun tersentak dan sejenak menghentikan langkahku,aku menoleh kebelakang,lalu aku berkata
"aku akan melanjutkan perjalananku mencari cahaya itu",aku hempaskan tangannya dari bahuku lalu aku berjalan kembali,namun beberapa saat kemudian dia menepuk bahuku kembali,akupun terpaksa menoleh kebelakang lalu ia memberiku sebotol pasir.
sebotol pasir dan tak mengerti apa makna dari itu,dia membuka tutup botol itu,dia memegang tanganku,ia membalikan telapak tanganku,lalu ia menumpahkan pasir itu tepat di atas telapak tanganku ,seraya ia pun berkata
"pasir ini adalah pasir yang mampu membangun rumah itu,aku tak meyakinkannmu kamu bisa,dan aku tak menyuruh kamu untuk tidak membangun rumah itu,pikirkan baik-baik,apa yang kamu bisa lakukan dengan sebotol pasir ini"
pasir itu aku genggam ,terasa sangat lembut namun aku tak mengerti kenapa pasir yang aku genggam sedikit demi sedikit berjatuhan ke tanah,aku mencoba menggenggam pasir itu,namun terus berjatuhan,hingga aku tak yakin untuk menggengamnya,lalu aku membuka tanganku,kulihat pasir itu tinggal sedikit,aku sedikit kecewa dengan keadaan ini,badai itu kembali datang dan aku segera berlari berbalik arah menuju rumah itu,berusaha membawa sisa pasir ini,tak kulihat sipemilik rumah itu,hanya tepat di depan pintu aku melihat seorang gadis membawa sebongkah batu lalu ia berkata "akulah yang akan membangun rumah ini,pasir di tangan kamu tak akan mampu membangun rumah sebesar ini,pergilah "
aku tertunduk malu,aku melihat sisa pasir di tanganku,aku berjalan mundur perlahan,langkah demi langkah aku mundur,hingga pada saat kakiku melanggkah ke belakang,aku melihat botol kecil,lalu aku mengambilnya,aku masukan pasir itu,sayang tidak semuanya aku bisa masukan,sisanya hanya sedikit yang bisa aku selamatkan.
badai itu kembali datang,kembali datang dengan sangat hebat,hingga aku harus memeluk botol itu,aku berjalan mundur mencari tempat untuk berteduh,lalu kemudian kutemukan gubuk kecil,aku berlindung disana,gubuk itu tepat tak jauh dari rumah besar itu,aku menunggu sampai badai itu pergi,dari kejauhan kulihat gadis itu masuk kedalam rumah,ia disambut tawa oleh sipemilik rumah,aku hanya terdiam membisu,pikiranku melayang dan sepertinya aku takan mampu.
malam pun datang,dan badai itu tak kunjung reda,malah semakin kencang malah semakin gaduh,hatiku sangat takut untuk tetap di gubuk ini,aku duduk dengan memeluk botol kecil yang berisi pasir,aku menunggu sipemilik menyelamatkanku,aku terdiam membisu,aku sangat kedinginan,dinginnya sampai menusuk tulangku,kulipatkan kakiku,kutundukan kepalaku,kupejamkan mataku,lalu aku teridur di gubuk yang sangat rapuh,tak kudengar langkah kakinya,hanya gemuruh badai yang kapan saja siap menerkamku.
hingga pagi menjelang,tak kudengar langkah kakinya,hanya badai yang dari semalam tak kunjung selesai,saat ini aku tak berharap si pemilik rumah datang menyelamatkanku aku hanya berharap ada orang tulus yang mampu menyelamatkanku,saat ini aku benar-benar takut mati,kumasukan botol kecil iu ke kantung saku ku,tak kupeluk lagi botol itu,kulipatkan kakiku dan aku aku kembali tertunduk.
tak lama kemudian akhirnya si pemilik rumah datang menghampiriku dengan payung hitam ,tepat dibelakangnya dia membawa seorang gadis,si pemilik rumah itu berkata "berdirilah,ayo kemari kita harus masuk kedalam rumah....aku akan meyelamatkanmu,namun aku tak berjanji untuk yakin kau mampu membangun rumahku",aku senang mendengarnya dan sedikit menyakitkan,lagi lagi dia tak meyakinkanku,dia membantuku hanya untuk tidak membuatku kecewa ,namun kulihat wanita itu membawa sebilah pisau yang siap menikamku,aku takut untuk mati,namun jika aku harus mati di tangan wanita itu,jika kematiaku membuka mata hati sipemilik rumah itu,aku relakan pasir ini pecah di jantungku.
kini aku berada pada payung hitam itu bersama sipemilik rumah dan gadis itu,tanpa kusadari gadis itu menacapkan pisau itu,tepat di jantung hatiku,akupun tersenyum,kupeluk sipemilik rumah,dan aku berkata "jika aku mati,tetaplah hidup bersamanya,aku akan menunggu kamu dikehidupan kamu selanjutnya,tolong jaga pasir ini baik-baik,satuhal lagi aku minta masukan sedikit saja dari pasir itu kedalam jantungku,hingga aku dapat membawa harapan itu di kehidupanku selanjutnya,aku sudah tidak tahan,jantungku sakit a.ku...aku....sudah tak ..tahan lagi...semoga kita dipertemukan kembali di kehidupan nanti,..."kupenjamkan mataku...lalu...aku mati bersama harapan itu.
THE END..................................................................................................................................................
No comments:
Post a Comment