Saturday 20 September 2014

Kaca Spion dan Badai

pagi ini begitu cerah namun hatiku yang gelap merubah semuanya menjadi kelabu,aku seprtinya galau kembali (tiap hari juga lu galau wid,tiap nulis lu pasti galau hahahhaha)serius guys aku lagi galau,dan kenapa aku nulis tulisan yang berjudul kaca spion,mungkin kalian bisa tahu apa makna dari judul aku ituh,analoginya gini kita punya motor,terus motor kita ada spionnya,kita terus ajah lihat kaca spion melihat keadaan di belakang dan itu terus menerus tanpa memperdulikan jalan yang di depan,boleh sekali-kali kita lihat kaca spion tapi kalau mata kita terus menuju kaca spion,lalu apa itu maksudnya?apa ingin kembali mundur atau berhenti di satu jalan? akibatnya kita menabrak mobil yang mematikan harapan kita.


kaca spion itu identik maknanya dengan masa lalu,ketika kita mengendarai sebuah motor atau mobil,kaca spion sangat membantu untuk kita terus berjalan menuju tujuan yang kita inginkan,namun jika kaca spion yang kamu miliki terus-terusan kamu lihat bukan tidak mungkin kalau suatu saat hal yang menakutkan itu akan datang.


mungkin itu yang aku rasakan saat ini,ketika aku memiliki sebuah harapan besar,harapan dan mimpi yang aku berharap itu menjadi sebuah kenyataan,harapan yang aku tunggu  ,harapan yang menjadi nyata perlahan menjauhiku dan mengacuhkanku,ibarat kata harapan itu seperti kita membeli sepatu,ketika kita ditawari sepatu bagus kita menolaknya karna terlalu mewah,ketika kita ditawari sepatu sederhana kita merasa tidak cocok,lalu kita dipertemukan dengan sepatu yang benar-benar pas dengan apa yang kita inginkan,namun sayang untuk mendapatkan sepatu itu kita seperti dihadapkan pada satu kenyataan bahwa,sepatu itu dulunya milik orang lain,sepatu itu selalu di bayang-bayangi pemakainya yang lama,sepatu itu bak seperti memandangi kaca spion,apa aku menyerah?tidak,hanya saja semoga sepatu itu terus meyakinkanku untuk tetap menjaganya.


namun sayang...sepatu itu entah kenapa sekarang seperti menjauh dari langkahku,seperti berhenti meyakinkanku,kucoba menyentuh tali itu berkali-kali,aku coba mengikatnya,namun sepatu itu tetap meronta-ronta,seperti membuatku yakin sepatu itu bukan untuku,ini semua adalah rangkaian analogi yang terangkai untuk menggambarkan kisah aku dengan dia yang kini membiarkan kedinginan diluar,aku mencoba mengetuk pintu lalu dia berkata "kamu mau apa sih ?" dengan lirih ku berkata "jangan biarkan aku kedinginann diluar,peluk hatiku dan berikan aku kehangatan...."namun tak sepatah kata pun terlontar dari mulutnya,dia menutup pintu dan meninggalkanku diluar dengan hujan badai yang siap mematikan harapanku untuk tetap berdiri,apa aku tetap berdiri?ya aku tetap didepan pintu itu ,aku menunggunya untuk membuka pintu itu,menyambutku dengan senyum lebarnya,menyambutku dengan harapan besar itu....namun semua kembali atas rencana tuhan.


aku akan tetap diluar samapi dia membukakan pintu itu,aku akan tetap berdiri dengan kakiku yang sangat lemas,hatiku yang sedikit tergores luka yang sama sekali dia tak mengetahuinya,pintaku "aku mohon..bukakan pintu itu,,,aku kedinginan..aku takut diluar badai sangat besar,aku takut terbawa angin...selamatkan aku sebelum badai itu mematikanku,aku mohnon jangan terus menerus  melihat kaca spion itu"......dan perlahan aku duduk..dengan basah kuyup...rambut terurai..air mata berjatuhan...angin itu siap menerkamku,aku pasrah.






No comments:

Post a Comment